Rabu, 21 April 2010

Akar Kesadaran Nasionalisme Indonesia

Oleh : DR. Danil M. Chaniago, M.Hum (Dosen Jur. SKI)

Diskursus tentang bangkitnya kesadaran kebangsaan Indonesia selalu dikaitkan dengan Etische Politiek (Politik Etis) yakni kebijakan pemerintah kolonial yang memberi perhatian lebih luas terhadap kepentingan penduduk bumiputera dibanding masa sebelumnya. Keterkaitan itu setidaknya tercermin dari munculnya elit baru dari kalangan bumiputera berpendidikan barat yang sadar akan harga dirinya dan merasa kecewa atas realitas social yang sengaja diciptakan oleh pemerintah. Munculnya elit baru ini merupakan konsekuensi logis dari Politik Etis yang mulai diberlakukan pada Bulan September 1901.

Sebagai upaya untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme maka para elit tersebut melakukan langkah-langkah strategis dengan mendirikan berbagai macam organisasi pergerakan. Dalam banyak literature Sejarah Indonesia munculnya berbagai organisasi pergerakan selalu dijadikan sebagai tonggak dasar bangkitnya kesadaran kebangsaan Indonesia. Sebab, selain lebih teratur dan terorganisir serta memiliki cita-cita yang sama yakni kemerdekaan Indonesia, organisasi pergerakan dianggap sebagai estafeta perjuangan bangsa yang sebelumnya bersifat kedaerahan.

Makalah ini tidak dimaksudkan untuk ikut meramaikan diskursus mengenai munculnya berbagai organisasi pergerakan yang sering disebut sebagai cikal bakal bangkitnya kesadaran kebangsaan Indonesia. Makalah ini juga tidak akan mempersoalkan siapa yang patut disebut sebagai pelopor bangkitnya kesadaran tersebut. Akan tetapi makalah ini akan mencoba untuk merekonstruksi kembali akar bangkitnya kesadaran kebangsaan Indonesia yang sesungguhnya telah ada jauh sebelum munculnya organisasi-organisasi pergerakan. Dengan kata lain, jauh sebelum munculnya organisasi pergerakan kaum bumiputera di Hindia Belanda telah memiliki kesadaran untuk bangkit memperbaiki nasibnya; suatu kesadaran yang merupakan benih “nasionalisme” dalam pengertian moderen.

(Makalah lengkap belum dipublish, karena akan diterbitkan di Jurnal Tabuah Edisi Juni 2010)

1 komentar:

  1. kesadaran ttg nasionalisme harus diajarkan sejak SD sejarah jangan sampai terputus dan pelajaran sejarah harus di benarkan kurikulumnya sehingga anak muda atau generasi muda dapat memahami sebuah nilai-nilai sejarah.
    btw mampir ke blog ane dung tadi saya biz posting ttg bisnis online siapa tahu anda tertarik ini urlnya : http://arifust.web.id/?p=199

    BalasHapus