Oleh : Sudarman, MA (Dosen Jur. SKI)
Mesjid kuno di Minangkabau sebuah warisan material culture yang menggambarkan tentang kemegahan budaya masa lalu, dimana mesjid tidak hanya sekedar simbol bagaimana kereligiusan masyarakat Minangkabau tapi juga menggambarkan bagaimana kejenius lokal Masyarakat Minangkabau dalam membuat sebuah arsitektur mesjid yang tidak hanya terdiri dari satu warna budaya tetapi mengadopsi multibudaya yang sedang berlangsung disekitar mesjid di Minangkabau.
Keberlanjutan budaya ini bisa disaksikan dari mihrab, tiang macu, mimbar, atapnya yang berundak-undak, dan ornamen mesjid itu sendiri. Semua unsur diatas bukanlah benda mati bisu yang tidak bisa bicara tentang masa lalu. Benda-benda diatas telah merekam budaya yang hidup disekitarnya ratusan tahun yang lalu, sehingga melalui mesjid kuno itulah kita bisa mengintip apa dan bagaimana kebudayaan masa lalu itu berjalan dan bergerak. Setelah melalui penelitian, mesjid kuno di Minangkabau mengandung unsur budaya lokal maupun budaya yang berasal dari wilayah lain. Pengaruh arsitektur Minangkabau dapat dijumpai pada setiap mesjid kuno di Minangkabau terutama mesjid Rao-Rao di Tanah datar, semua unsur-unsur yang ada di mesjid Rao-Rao didominan oleh simbol dan makna budaya Minangkabau. Pengaruh Hindu Budha dapat disaksikan di mesjid Lima kaum, bentuk dan arsitekturnya memang disengaja mirip dengan bentuk pura, hal ini dilakukan untuk menarik orang Hindu Budha agar mereka mau untuk masuk Islam. Pengaruh Cina bisa disaksikan pada undakan mesjid Ganting Padang atau pada mimbar yang terdapat di mesjid Rao-Rao.
Arsitektur mesjid-mesjid kuno di Minangkabau bila dibandingkan dengan arsitektur mesjid-mesjid kuno di dunia Islam lainnya, sangat sederhana. Sehingga keberadaannya kurang mendapat perhatian dalam literatur-literatur umumnya yang memaparkan arsitektur Islam di seluruh dunia. Padahal kemegahan arsitektur masa sebelumnya sangat menonjol. Hal ini dapat disaksikan pada karya-karya bangunaan suci seperti candi Borobudur atau Candi Prambanan. Fenomena ini tentunya sangat menarik untuk dikaji, sebab ada asumsi bahwa arsitektur mesjid suatu tempat/wilayah seringkali dipengaruhi oleh arsitektur yang berkembang ditempat itu.
(Artikel penuh telah dipublikasikan di Jurnal Tabuah Vol. XIV Edisi 02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar