Oleh : Siti 'Aisyah, MA (Dosen Jur. SKI/Kaligrafer Sumatera Barat)
Perkembangan seni kaligrafi di Sumatera Barat dapat di bagi kepada tiga tingkat perkebangan. Tahap awal perkembangan ini kaligrafi ini dimulai semenjak masuknya islam di Sumatera Barat sampai menjelang abad ke-20 M disebut dengan fase perintis. Kemudian pada saat mulai tumbuhnya seni kaligrafi ini di Sumatera Barat sampai menjelang masa perkembangannya sejak tahun 1900-1980–an disebut dengan fase pertumbuhan. Sedaangkan fase perkembangannya sejak seni kaligrafi ini mulai eksisnya di Sumatera Barat sejak tahun 1983 sampai sekaran adlah masa perkembangan.
Untuk fase perkembangan ini ditandai dengan adnay wadah dalam seni kaligrafi dan berbagai aktifitas seni kaligrafi di Sumatera Barat baik pada tingkat daerah, nasional dan internasional. Untuk mengetahui perkembangan seni kaligrafi tersebut pada masing-masing fase berikut :
A. Fase Perintis ( 1600-1900 )
Keberadaan seni kaligrafi ini sudah cukup tua di Sumatera Barat, karena masuknya seni kalografi ini sejalan dengan masuknya Islam di Sumatera Barat. Islam masuk ke Sumatera Barat melalui jalur timur, yaitu dari Malaka. Pada fase ini kaligrafi digunakan hanya sebatas penulisan naskah-naskah keagamaan, seperrti salinan Al-Qur’an, kitab fiqh, nahu sharaf, tasauf dan lain-lain. Aksara Arab tersebut digunakan untuk menulis Al-Qur’an atau pelajaran Agama, juga pernah berjaya untuk menyalin bahasa Arab Melayu yang dikenal dengan huruf Jawi. Mulanya tulisan Arab itu ditulis dalam bentuk tulisan biasa saja, belum mengarah kepada penulisan kaligrafi. Akan tetapi bila dilihat dari keindahannya tulisan itu cenderung kepada Naskhi. Semua dapat juga ditemukan pada makam-makam kuno dab media-media lain seperti naskah-naskah, kitab suci Al-Qur’an kuno. Sebagai contoh salah satu Al-Qur’an kuno yang terdapat di Museum Aditiawarman Sumatera Barat.
(Tulisan lebih lengkap Selanjutnya : Hubungi Redaksi Jurnal Khazanah atau Sanggar Al-Aqlam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar